Kisi-kisi khuthbah Jumat 1 Maret 2013, Masjid Manhajuth Thullab
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ
الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jika
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya. (Al-A'rof
96).
Itulah
misteri berkah.
Sebagaimana
nabi Ibrahim yang meninggalkan isterinya siti Hajar di padang tandus
Makkah al-Mukarromah karena perintah Alloh, lalu karena ketaatan
beliau dan penerimaan siti Hajar akan taqdir Alloh yang menjadikan
tanah Makkah sekarang menjadi tanah penuh berkah. Sebagaimana kita
ketahui ladang yang dulunya tandus kini menjadi makmur dengan
banyaknya penduduk yang tinggal disana, didirikan Rumah Alloh, banyak
majelis ilmu, bahkan menjadi tempat yang paling banyak menjadi tempat
migrasi. Sebagaimana kita ketahui ketika musim hajji, jutaan orang
dari seluruh penjuru dunia datang ke satu kota yang disebut Makkah.
Tidak ada kota lain didunia yang didatangi sekian banyak orang dalam
satu waktu selain Makkah. Kemudian di Kota tersebut terdapat air
zam-zam yang selalu mengalir padahal daerah Makkah dikenal tandus dan
kering. Suatu hal yang nyaris tidak masuk akal. Itulah keberkahan
dari doa Ibrahim as.
Misteri
keberkahan yang lain adalah ketika sebuah negara dipimpin oleh
seorang pemimpin yang sholih akan membuat negeri tersebut menjadi
negeri yang diberkahi. Sebagaimana kaidah dalam Islam:
al-Imamul-'adil
barokah
Maka
tak heran kalau ketika Islam dipimpin oleh orang-orang sholih seperti
Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali maka daulah Islamiyah menjadi sebuah
negara agung yang disegani. Negara islam dikenal memiiki tentara yang
kuat yang mampu menaklukkan Rum dan Persia. Padahal Rum dan Persia
waktu itu dikenal sebagai negara adikuasa (AS sekarang).
Kemudian
di zaman Khilafah 'Umar bin 'Abdul 'Aziz seorang kholifah yang sholih
nan zuhud, yang dizamannya beliau tidak bisa menemukan seorang yang
bisa diberi zakat, karena tidak ada mustahiq, negaranya makmur. Jika
penduduknya adayang berdagang maka perdagangannya akan laku, jika ada
yang menjadi guru maka gaji dari daulah lebih dari cukup, jika ada
pelajar maka segala keperluannya akan dicukupi.
Sebagaimana
sekarang Palestina dipimpin seorang Perdana Menteri Sholih seperti
Ismail Haniyah, menjadikan Gaza negeri yang diberkahi. Di Kota Gaza,
kita akan saksikan setiap masjid selalu penuh, halaqoh quran
senantiasa dilakukan pagi-malam, dan hasilnya Gaza menjadi kota yang
tidak tersentuh Tank Israel, banyak huffazh Quran disana. Tingkat
kelahirannya tinggi. Buah zaitun disana kualitasnya sangat baik, buah
stroberi (farwalah) menjadi stroberi dengan kualitas terbaik didunia.
Lalu
bagaimana di Indonesia?
Ada
kaidah lain dalam islam yang bunyinya:
Kama
Takunu Yuwalla 'Alaikum
Pemimpin
kalian adalah sebagaimana kalian. Artinya jika rakyat masih belum
sholih maka akan dihasilkan pemimpin yang tidak sholih, gemar
korupsi, tidak amanah dsb. Jadi jika Indonesia masih belum sejahtera,
maka jangan hanya salahkan pemerintah saja, salahkan juga diri kita
sendiri.
Sekarang
kita memilih pemimpin (seperti di pemilu atau pilgub kemarin) apa
yang menjadi kriteria kita? Apakah karena terkenalnya, karena
kegantengannya, atau karena seringnya tampil di tivi? Jika itu
standarnya maka akan sulit menemukan pemimpin yang akan membawa
kearah yang lebih baik. Seharusnya kriteria pemimpin adalah
kesholihannya. Dengan kesholihannya pemimpin tidak akan korupsi
karena merasa diperhatikan Alloh, para pemimpin tidak akan berkhianat
karena segala perbuatannya akan mendapatkan balasan. Kriteria
kesholihan ini yang belum menjadi standar kita.
Kemiskinan
merajalela, ketidakadilan, kebodohan itu semua karena kita salah
memilih kriteria pemimpin. Semoga di masa mendatang kita tidak lagi
salah memilih pemimpin.
Sekarang
bagaimana mewujudkan negara penuh berkah? Sebagaimana ayat yang
khotib bacakan diawal, “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” Jadi
intinya seluruh penduduk harus beriman dan bertaqwa, maka secara
sunatulloh berkah itu akan datang sendiri. Hujan harusnya kan rahmat,
tapi mengapa di Indonesia kadang hujan menjadi mushibah? Karena tidak
adanya barokah dalam hujan tersebut.