Wanita

  • Ummu Salamah bertanya pada Nabi mengapa Wanita tak disebut dalam Al Quran secara khusus layaknya lelaki. Maka turunlah QS 33: 35 (HR Ahmad)
  • “Sesungguhnya wanita adalah belahan tak terpisahkan (yang setara) dari kaum pria.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Ad Darimi, Ibn Majah)
  • “Mukmin tersempurna imannya adalah yang terbaik akhlaqnya. Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik memperlakukan Wanita.” (HR At Tirmidzi)
  • “Sesiapa punya anak Wanita, dididik baik-baik, diajarkan akhlaq terpuji, dinikahkan dengan lelaki shalih; baginya 2 pahala.” (HR Muslim)
  • “Urut pertama yang harus ditaati wanita adalah suaminya. Dan yang pertama harus ditaati lelaki adalah ibunya.” (HR Al Bazzar & Al Hakim)
  • “..Mati di jalan Allah itu syahid, terkena wabah & tenggelam syahid. Wanita yang mati melahirkan ditarik anaknya ke surga.” (HR Muslim)
  • Wanita hamil, melahirkan, menyusui, menyapih; mendapat pahala seperti terluka di jalan Allah. Mati di masa itu syahid. (HR Ibn Al Jauzy)
  • Nabi adalah nan pertama membuka pintu surga. Seorang wanita mendahului beliau; ternyata dia mengasuh yatim sepeninggal suami. (HR Abu Ya’la)
  • “Wanita yang hamil, melahirkan, & menyayangi anak; lalu dia menegakkan shalat & tak durhakai suami, pastilah masuk surga.” (HR Al Hakim).
  • Anak dari rahim wanita & menyusu darinya, jika bercerai maka si ibu lebih berhak atasnya selama belum menikah lagi. (HR Ahmad, dll).
  • Wanita nan bersedekah pada suami & anak yatim dalam tanggungannya mendapat 2 pahala; pahala shadaqah & menyambung kerabat. (HR Muslim)
  • “..Lelaki itu pemimpin keluarga, wanita pemimpin rumah tangga suami & anak-anaknya. Tiap kalian pemimpin & dimintai tanggung jawab” HR Muslim
  • “..Dia memasak makananku, mencuci bajuku, & merawat anak-anakku; padahal semua BUKAN kewajiban atasnya. Sabarlah atas Wanita..” (‘Umar)
  • Wanita hebat itu Hajar, ditinggalkan bersama bayi di terik gurun mematikan: “Jika ini perintahNya, Dia takkan pernah menyiakan kami.”
  • Kita tahu, kalimat itu sulit & berat sebab dia bersama bayi merah & sergapan rasa menggulung; takut, sedih, kecewa & cemburu.
  • Dan kalimat iman tak serta-merta membuat langit turunkan keajaiban. Wanita itu diuji, maka berpayah dia lari-lari 7 kali Shafa-Marwah.
  • Proklamasi iman wanita itu mengabdi; tanpanya kita tak bersa’i, tak jumpa zamzam, tak berjumrah & tak ber-”Kama Shallaita” di tahiyat.
  • Hajar adalah wanita mulia, & di sisinya pun ada suami & anak yang mulia. Tapi bagaimana jika kau bersuamikan lelaki nan jahat & keji?
  • Mari mengaca pada Asiyah, Wanita di sisi Fir’aun itu. Ujian iman dimulai dari sosok terdekat yang seharusnya jadi pelabuhan rasa.
  • Dan wanita teguh itu menemukan manisnya pengaduan pada Rabb semesta alam; “Bangunkan untukku rumah di sisiMu, di surga terjanji itu.”
  • Selanjutnya inilah wanita suci, ahli ibadah pelayan ummat yang tak pernah disentuh lelaki. Maka Allah memilihnya jadi keajaiban zaman.
  • Dan bukankah tiap karunia hakikatnya ujian, pun begitu pada Maryam. Wanita suci itu menanggungkan aib, rasa malu, & beratnya beban.
  • Tapi begitulah iman. Ia tak menjamin tuk selalu berlimpah & tertawa. Ia hanya hadirkan lembut sapaNya di tiap dera yang menimpa.
  • Wanita itu diabadikan Surat bernada merdu dalam Quran; Maryam. Najasyi, para uskup Habasyah & semua pencinta pasti cucurkan air mata.
  • Lalu hadirlah Khadijah. Wanita yang segala kata membisu di depan keagungannya. Janda mulia itu memilih si lelaki terpuji tuk hidupnya.
  • Lalu dimulailah perannya sebagai wanita yang menegakkan punggung suami di hadapan zaman, menyediakan rengkuh lembut & kelapangan hati.
  • Turunnya wahyu I serasa memikulkan sepenuh bumi ke pundak Muhammad, wanita itu menyambut gemetarnya dengan selimut, lembut tanpa tanya.
  • “Khadijah, Wanita itu beriman padaku saat semua ingkar, dia serahkan hartanya ketika semua bakhil”, kenang Muhammad bertahun kemudian.
  • Dari wanita ini lahir Fathimah, penghulu surgawati berikutnya. Satu hari, setimbun isi perut unta ditumpahkan ke kepala Nabi nan sujud.
  • Beliau tak bangkit, hingga wanita belia itu datang mengusap & menyeka penuh tangis haru. “Tenang Fathimah, Allah takkan siakan ayahmu.”
  • Wanita itu menuntun ayahnya pulang, disekakannya air hangat, dibakarkannya perca untuk hentikan darah di luka. Lalu disilakannya rehat.
  • Penuh nyali wanita itu kembali ke Ka’bah, ditudingnya para pemuka Quraisy yang tertawa-tawa hingga mereka terkesiap. Lalu dia bicara.
  • “Ayahku Al Amin, akhlaqnya mulia, & tak sekalipun dia pernah rugikan kalian..”, wanita itu terus bicara & mereka khusyu’ mendengarkan.
  • Fathimah; dia puteri Nabi setara raja, tapi pelayanpun tak punya. Dia isteri pahlawan, tapi tangannya melepuh menggiling gandum.
  • Wanita ini ibu dari 2 penghulu pemuda surga, tapi rumah cahaya itu roti berbukanya sering tandas tersedekahkan hingga lapar menyergap.
  • Mari jua mentakjubi ‘Aisyah. Wanita cerdas ini ahli tafsir, sejarah, faraidh, meriwayatkan 4000-an hadits, & hafal ribuan bait syair.
  • Ajaibnya, wanita bergelar Ash Shiddiqah binti Ash Shiddiq (Nan amat jujur puteri pembenar kebenaran) menguasai itu semua sebelum 18 tahun.
  • Kehadiran Wanita ini menjadikan hidup Sang Nabi warna-warni; cantiknya, cerdas-lincahnya, cemburu, juga iri & fitnah yang mengguncang.
  • Madinah jadi indah dengan ilmunya. Bashrah bergelora dengan khuthbah-khuthbahnya menuntut-bela pembunuhan ‘Utsman kepada ‘Ali.
  • Berikutnya Ummu Sulaim. Wanita ini dipinang Abu Thalhah. “Engkau lelaki yang sulit ditolak”, ujarnya, “Hanya saja aku ini muslimah.”
  • “Andai kau tinggalkan berhala & menjadi muslim”, lanjut wanita itu, “Maka cukuplah islammu jadi maharku. Takkan kuminta selain itu.”
  • Wanita itu menyerahkan puteranya, Anas ibn Malik, untuk berkhidmat pada Nabi demi beroleh ilmu, tertular akhlaq, & terlimpahi berkah.
  • Satu hari, putra tersayangnya sakit keras, padahal Abu Thalhah si suami hendak pergi. Wanita itu melepasnya dengan senyum menentramkan.
  • Ummu Sulaim melepas Abu Thalhah, menenangkan tuk bertawakkal pasrahkannya pada Allah. Saat sang suami pergi, anak itu meninggal.
  • Ummu Sulaim meminta para pelayan tak bicara, mereka disuruh bersihkan & hiasi rumah. Dia sendiri yang akan sampaikan pada suami.
  • Dimandikanlah sang anak lalu dibaringkan & diselimuti di kamar seakan tidur lelap. Wanita ini lalu memasak istimewa & berdandan cantik.
  • Ketika suaminya pulang, disambutlah mesra. Lelaki itu bertanya: “Bagaimana anak kita?” Si wanita senyum & jawab: “Sudah lebih tenang.”
  • Sang suami percaya setelah menengok kamar puteranya. Lalu dia makan dengan lahap dilayani isterinya, bahkan lalu pengantinan.
  • Setelah puas, berbaringan mereka di ranjang. Umm Sulaim: “Apa pendapatmu jika seseorang menitipkan suatu barang pada kawannya..”
  • “..Bolehkah yang dititipi menolak mengembalikan saat si penitip memintanya?” Si suami tersenyum: “Tentu tidak boleh begitu..”
  • Ummu Sulaim: “Ketahuilah, Allah yang menitipkan anak pada kita, & Dia kini mengambilnya kembali. Sabarlah duhai Abu Thalhah.”
  • “Apa?!”, seru sang suami tersentak. Dia lalu tergugu, “Sesudah sambutan mesra, makanan lezat, & kepuasan ini kamu baru bicara?!”
  • Keesokan paginya seusai memakamkan jenazah, Abu Thalhah mengadukan halnya pada RasuluLlah. Beliau tersenyum & menepuk bahunya.
  • “Pengantinankah semalam?”, tanya beliau. Abu Thalhah mengangguk malu. “Semoga Allah berkahi malam kalian berdua dengan karunia.”
  • Dari malam itu Ummu Sulaim hamil. Lalu lahirlah ‘Abdullah ibn Abi Thalhah. Darinya: 7 cucu nan hafizh Quran & Faqih sejak belia.
  • Itulah keberkahan Wanita shalihah lagi mukminah, yang ahli ibadah, yang pandai menjaga amanah atas rumahtangga suami & aturan Allah.
  • Wanita terindah di mata lelaki, adalah mereka yang membuat cemburu bidadari; kecantikannya merasuk ke jiwa, melintas batas usia.
  • Wanita paling kemilau dipandang pria, adalah dia yang mahkotanya fikiran jernih, liontin kalungnya hati yang ridha, gelangnya qana’ah.
  • Wanita paling hebat di hati suaminya adalah dia yang senyumnya menyembuhkan, tatapannya meneduhi, & sambutannya menyegarkan.
  • Wanita paling berharga adalah ahli Matematika: mengalikan kebahagiaan sampai tak hingga, membagi kesedihan sampai tak berarti.
  • Wanita yang bernilai itu pandai berhitung: menambah keyakinan hingga utuh, mengurang kegalauan hingga habis.
  • Wanita langit yang singgah hidup di bumi; wajahnya mengingatkanmu akan surga, ibadah & bangun malamnya menghubungkanmu dengan Ilahi.
  • Wanita musuh syaithan mengecup mesra tanganmu, melepasmu bekerja dalam bisik syahdu, “Kami lebih sabar lapar daripada makan tak halal.”
  • Wanita yang ditakjubi malaikat itu berilmu & berkeadaban; dibaringkannya sang suami di pangkuan, disimak & dibetulkannya hafalan Quran.
  • Wanita yang dirindu surga, tuan putri para bidadari; ditunainya amanah Allah lahir & batin; sebagai anak, saudari, isteri, ibu & nenek.
  • Wanita yang tak disudi neraka; syaithan gigit jari oleh syukurnya, putus asa oleh istighfarnya, tepok jidat oleh ridha suaminya.