Antara Aku, Komisariat dan Kamda

SMS Ane: Akh, antum masuk dkpengurusan kamda y? (Sent 27 Jan 2013 16:31:01)
Balasan dari Akh B:  Engga akh, ana mau fokus di komsat aja, kemarin juga nilai ana turun. antum aja, sama ****! (Answered 27 jan 2013 16:33:56)
Deg!!! Uh kayaknya akh B satu fikroh sama saya. Saya -dan begitu juga dia- sering ditawarin untuk aktif di  kamda dengan alasan meningkatkan kapasitas. Jawaban saya tegas: lan ! (bhs arab, artinya: tidak akan pernah).

 Bagi saya pribadi berada di jajaran kepengurusan kamda bukan berarti derajat kita naik. Dan aktif di komisariat bukan berarti kita tidak berkembang namun -bagi saya- mengurus komisariat lebih membutuhkan pengorbanan lebih, lebih asyik bergaul dengan kader yang masih lucu-lucu. Lebih bisa 'memaksakan' pemikiran keras khas KAMMI yang kita yakini. Mengurus komisariat juga berarti bekerja keras, terlebih komisariat yang baru terbentuk, merasakan sulitnya mengorganisasi sebuah jama'ah da'wah dengan seabreg program kerja yang kita sendiri tidak yakin untuk menyelesaikan semuanya. Bahkan merasakan sakit hati. Lagi, aktif di komisariat berarti berjuang. Cita besar ini akan terus menjadi impian, menjadikan komsat rujukan se-Indonesia (berlebihan ngga sich?). Seperti halnya sebuah DPC partai P**. Siapa sih yang nggak tau nama DPC P** Piyungan? Grup facebooknya saja sudah di-'like' ribuan orang. Blognya sudah menjadi menu wajib kunjung bagi kader P**. Padahal, Piyungan hanya sebuah kecamatan kecil di Bantul yang jauh dari ibukota kabupaten. Bahkan Piyungan sendiri terletak di perbatasan 3 kabupaten, Sleman, Bantul dan Gunung Kidul. NAmun eksistensi P** Piyungan di belantika per-facebook-an dan per-blog-an tidak perlu diragukan  lagi. Hanya setingkat DPC bukan DPD apalagi DPW...

Itulah yang sering menjadi inspirasi saya untuk bekerja aktif di komsat. Dengan harapan melangit. Harapan lainnya agar kader komsat ini tidak ada yang aktif di Kamda. Tidak ada satupun. Namun pergerakannya tetap massive dan menjadi penyemangat pengurus kamda yang seringkali loyo.

Toh kalau kelak saya tidak aktif lagi di komisariat, saya lebih memilih bergerak di grassroot lagi. Target saya bidang kemediaan atau kemasyarakatan sebuah DPRa di kampung saya yang kini kutinggalkan. Tak ada jaminan kan aktif di Kamda lebih banyak pahalanya disisi Alloh dari pada aktif di komisariat. Toh, sudah sejak lama saya kurang begitu suka sistem kasta di kaderisasi KAMMI. Biarlah kamda diurus oleh orang yang minat saja. Yang sudah bosan dengan geliat da'wah ditataran akar rumput. Biarlah kamda diurus oleh orang yang 'capable'. Saya malah takut kalau aktif di kamda justru menggelincirkan niat da'wah ini. Teringat perkataan salah seorang petinggi PP KAMMI asal Kamda Bandung yang mengatakan bahwa dari kamda ke atas akan sarat kepentingan. Saya tidak tau kepentingan apa, dan biarkan saya untuk tidak tahu. Apa sih yang dicari dari jama'ah da'wah yang bernama KAMMI?
wa andzir 'asyirotakal-aqrobiin.... i'malu 'ala makanatikum, inniy 'aamil. <(^_^)\>
(Bekerjalah -para mujahid KAMMI - niscaya Alloh akan melihat pekerjaan kalian. inniy 'aamil kama kuntum, wallohu yaroniy abadan, lil-ummati al-ahbaa').